Tuesday, July 24, 2018

SCADA


BAB I
PENDAHULUAN
       1.1       Latar Belakang.
            Industri merupakan bidang yang memiliki fungsi dan pengaruh yang sangat vital dalam bidang perekonomian di seluruh dunia. Industri merupakan proses membuat sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Seiring dengan peningkatan populasi di dunia, kebutuhan akan barang juga meningkat. Hal ini memacu pertambahan jumlah dari industri-industri barang.Sebelum teknologi berkembang secara pesat seperti sekarang ini, industry masih sangat bergantung kepada manusia dalam pengoperasian mesin-mesin industri. Kebergantungan inimemiliki kelemahan pada proses industri yang sulit dilakukan oleh manusia. Masalah terjadi saat sebuah proses di dalam industry memerlukan respon yang cepat terhadap situasi atau perubahan yang terjadi di lapangan. Manusia dalam hal ini sebagai aktor utama, sejatinya memiliki keterbatasan untuk melakukan kegiatan monitor,pengawasan dan mengontrol secara bersamaan.
            SCADA merupakan suatu solusi yang dibuat oleh manusia untuk mengatasi masalah-masalah tersebut yang terjadi di industry. SCADA merupakan suatu sistem pengendalian alat secara jarak jauh, dengan kemampuan memantau data-data dari alat yang dikendalikan. SCADA merupakan bidang yang secara kontinyu selalu dikembangkan di seluruh bagian dunia pada berbagai tipe industri yang menghabiskan bertrilyun – trliyun rupiah. Dengan SCADA , sebuah industri dapat berjalan lebih terintegrasi dan terkontrol meskipun daerahyang terlingkupi sangat luas dan susah untuk dijangkau oleh manusia.SCADA telah banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang industri. Mulai dari sistem pembuangan air limbah kota, pengolahan minyak dan gas,pendistribusian listrik kota, pengontrolan dan pengawasan sistem lalu lintas kota dan kereta api dan sebagainya.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian SCADA.
SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) adalah suatu sistem pengakuisisian suatu data untuk digunakan sebagai control dari sebuah objek sistem yang mengacu pada kombinasi telemetri dan akuisisi data. Ini terdiri dari pengumpulan informasi, mentransfer kembali ke pusat kendali, melakukan analisis yang diperlukan dan kontrol, dan kemudian menampilkan data ini pada sejumlah operator display. Scada digunakan untuk memantau dan mengendalikan pabrik atau peralatan. Kontrol mungkin dapat otomatis atau dapat dimulai dengan perintah operator sistem scada yang paling sederhana yang mungkin bisa dijumpai di dunia adalah sebuah rangkaian tunggal yang memberitahu anda sebuah kejadian (event). Sebuah sistem Scada skala-penuh mampu memantau dan (sekaligus) mengontrol proses yang jauh lebih besar dan kompleks.
            Telemetri biasanya dikaitkan dengan sistem Scada. Ini adalah teknik yang digunakan dalam transmisi dan menerima informasi atau data melalui media. Informasi dapat berupa  pengukuran, seperti tegangan, kecepatan atau aliran. data-data tersebut dikirimkan ke lokasi lain melalui media seperti kabel, telepon atau radio. Informasi dapat berasal dari berbagai lokasi. Sebuah cara menangani tempat-tempat yang berbeda yang tergabung dalam sistem.
            Data akuisisi mengacu pada metode yang digunakan untuk mengakses dan mengontrol informasi atau data dari peralatan yang dikendalikan dan dipantau. Data tersebut kemudian diakses diteruskan ke sistem telemetri siap untuk transfer ke tempat yang berbeda. Itu dapat  berupa informasi analog dan digital yang dikumpulkan oleh sensor, seperti flowmeter, ammeter, dll juga dapat menjadi data untuk mengontrol peralatan seperti aktuator, relay, valve, motor, dll.
            Mirip dengan sistem Scada adalah Distributed Control System (DCS). DCS biasanya digunakan di pabrik-pabrik dan terletak di dalam daerah yang lebih terbatas. Menggunakan media komunikasi berkecepatan tinggi, seperti jaringan area local (LAN). Sebuah jumlah yang signifikan dari kontrol loop tertutup hadir pada sistem Scada system meliputi daerah yang besar (secara geography). Ini mungkin mengandalkan berbagai link komunikasi seperti radio dan telepon. Kontrol loop tertutup bukan merupakan prioritas utama dalam sistem ini.


2.2  Fungsi SCADA.
SCADA dapat digunakan untuk mengatur berbagai macam peralatan. Biasanya sistem SCADA pada PLC digunakan untuk melakuan proses industri yang kompleks secara otomatis, dapat menggantikan tenaga manusia dan biasanya merupakan proses- proses yang melibatkan faktor-faktor kontrol yang lebih banyak dan berbahaya, serta faktor-faktor  kontrol  gerakan  cepat,  dan  lain  sebagainya.  SCADA  dapat  digunakan dalam aplikasi-aplikasi yang membutuhkan kemudahan dalam pemantauan sekaligus juga pengontrolan, dengan berbagai macam media interface dan komunikasi yang tersedia saat ini. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan dengan sistem SCADA:
a.       Mengakses pengukuran kuantitatif dan proses-proses yang penting, secara langsung saat itu maupun sepanjang waktu.
b.      Mendeteksi dan memperbaiki kesalahan secara cepat.
c.       Mengontrol proses-proses yang lebih besar dan kompleks dengan staf-staf terlatih yang lebih sedikit.
Sebuah sistem SCADA memberikan keleluasaan dalam mengatur maupun mengkonfigurasi sistem. Semakin banyak hal yang bisa dipantau, semakin detail operasi yang  dilihat,  dan  semuanya  bekerja  secara  real-time.  Sehingga  sekompleks  apapun proses yang ditangani oleh PLC, operator dari plant bisa melihat operasi proses dalam skala yang besar maupun kecil, dan operator bisa melakukan penelusuran jika terjadi kesalahan  untuk  meningkatkan  efisiensi.  Gambar  dibawah  merupakan  salah  satu  contoh pemanfaatan sistem SCADA untuk mengontrol distribusi air bersih.







2.3  Perkembangan SCADA.
      Scada telah mengalami perubahan generasi, dimana pada awalnya design sebuah Scada mempunyai satu perangkat MTU yang melakukan Supervisory control dan data acquisition melalui satu atau banyak RTU yang berfungsi sebagai (dumb)  remote I/O melalui jalur komunikasi (radio, dedicated line telephone dan lainnya. Generasi Scada  pertama ini disebut monolitik. Generasi berikutnya yaitu jaringan, membuat RTU yang intelligent, sehingga fungsi local control dilakukan oleh RTU di lokasi masing-masing  RTU  dan MTU hanya melakukan sury control yang meliput beberapa atau semua RTU. dengan adanya local control, operator harus mengoperasikan masing-masing local plant dan membutuhkan MMI local. Banyak pabrikan yang mengalihkan komunikasi dari MTU - RTU 5 ke tingkatan MMI (Master) - MMI (remote) melalui jaringan microwave satelit. ada juga yang mengimplementasi komunikasinya pada tingkatan RTU, karena berpendapat bahwa kita tidak bisa mengandalkan system padter, dan komunikasi pada tingkatan computer (MMI) membutuhkan banwidth yang lebar dan mahal.
      Dengan majunya teknologi dan internet saat ini, concept Scada diatas berubah menjadi lebih sederhana yang disebut dengan generasi ketiga “terdistribusi”  dan memanfaatkan infrastruktur internet yang pada saat iniumumnya sudah dibangun oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Pertamina. Apabila ada daerah-daerah atau wilayah yang belum terpasang infrastruktur internet, saat ini dipasaran banyak bisa kita dapatkan wireless LAN device yang bisa menjangkau jarak sampai dengan 40 km (tanpa repeater) dengan harga relatif murah. Setiap remote area dengan sistem kontrolnya masing-masing dilengkapi dengan OPC (OLE for & Process Control ; OLE = Object Linking Embedding) Server, bisa memasangkan suatu Industrial web Server dengan teknologi XML yang kemudian bisa dengan mudah diakses dengan web browser biasa seperti yang kita inginkan.








2.4  Bagian –Bagian sistem SCADA.

Berikut ini penjelasan dari masing-masing bagian SCADA :
2.4.1         Operator.
operator manusia mengawasi sistem SCADA dan melakukan fungsi supervisory control untuk operasi plant jarak jauh.
2.4.2         Human Machine Interfaces (HMI).
HMI merupakan bagian terpenting dari sistem SCADA karena fungsinya yaitu sebagai “jembatan” bagi manusia (operator) untuk memahami proses yang terjadi  pada mesin. HMI menampilkan data pada operator dan menyediakan input kontrol  bagi operator dalam berbagai bentuk, termasuk grafik, kematik, jendela, menu pull-down ,touch screen, dan lain sebagainya. HMI dapat berupa touch screen device ataupun komputer itu sendiri.
2.4.3         Master Terminal Unit (MTU).
MTU berfungsi menampilkan data pada operator melalui HMI, mengumpulkan data dari tempat yang jauh, dan mengirimkan sinyal kontrol ke plant yang berjauhan. Kecepatan pengiriman data dari MTU ke plant jarak jauh relatif rendah dan metode kontrol umumnya open loop karena kemungkinan terjadi waktu tunda dan flow interruption.
Berikut ini beberapa fungsi dasar dari suatu MTU :
a.       Input/Output Task : interface sistem SCADA dengan peralatan di plant.
b.      Alarm Task : mengatur semua tipe alarm.
c.       Trend task : mengumpulkan data plant setiap waktu dan menggambarkan dalam grafik.
d.      Report Task : memberikan laporan yang bersumber dari data plant.
e.       Display Task : menampilkan data yang diawasi dan dikontrol operator.





2.4.4             Communication System
Sistem komunikasi antara MTU-RTU ataupun antara RTU -Field device diantaranya berupa:
a.       RS 232
b.      Private Network (LAN/RS-485)
c.       Switched Telephone network.
d.      Leased Line
e.       Internet
f.       Wireless Comunication System.
g.      Wireless LAN
h.      GSM network.
i.        Radio Modem.

2.4.5             Remote Terminal Unit (RTU).
      RTU berfungsi mengirimkan sinyal kontrol pada peralatan yang dikendalikan, mengambil data dari peralatan tersebut, dan mengirimkan data tersebut ke MTU. Kecepatan pengiriman data antara RTU dan alat yang dikontrol relatif tinggi dan metode kontrol yang digunakan umumnya closed loop. Sebuah RTU mungkin saja digantikan oleh Programmable Logic Controller.
Beberapa kelebihan PLC sebagai RTU ialah :
a.       Solusi ekonomis.
b.      Serbaguna dan fleksibel
c.       Mudah dalam perancangan dan instalasi.
d.      Lebih reliable.
e.       Kontrol yang canggih.
f.       Berukuran kecil secara fisik.
g.      Troubleshooting dan diagnosa lebih mudah.

2.4.6             Field Device.
            Merupakan plant berbagai sensor dan aktuator. Nilai sensor dan aktuator inilah yang umumnya diawasi dan dikendalikan supaya objek/dengan yang diinginkan pengguna.






2.5  Komponen sistem SCADA.
Komponen sistem SCADA terdiri sebagai berikut
a.       Field Instrument.
            Field instrument mengacu pada sensor dan aktuator yang langsung dihubungkan ke  pabrik atau peralatan. Mereka menghasilkan sinyal analog dan digital yang akan dipantau oleh Stasiun remote. Sinyal juga dikondisikan untuk memastikan mereka yang kompatibel dengan input 2 output dari RTU (Remote Terminal Unit) atau PLC di Stasiun Jarak jauh. Stasiun remote dipasang di pabrik terpencil atau peralatan yang dipantau dan dikendalikan oleh komputer host pusat. Ini bisa jadi  RTU atau Programmable Logic Controller (PLC). Jaringan Komunikasi adalah media untuk mentransfer informasi dari satu lokasi ke lokasi lain. Hal ini dapat melalui telepon, radio line atau kabel.
Central Monitoring Station (CMS) mengacu pada lokasi master atau komputer host. Workstation beberapa dapat dikonfigurasi pada CMS, jika di perlukan. Menggunakan Human Machine Interface (HMI) program untuk memonitor berbagai data jenis yang diperlukan untuk operasi. Berikut ini adalah contoh konfigurasi dari sistem SCADA untuk distribusi air.








            Field Instrument mengacu pada perangkat yang terhubung ke peralatan atau mesin yang dikontrol dan dipantau oleh sistem SCADA. Ini adalah sensor untuk memantau  parameter tertentu, dan aktuator untuk mengendalikan modul tertentu dari sistem.Instrumen ini mengkonversi parameter fisik (misalnya, aliran fluida, kecepatan, tingkat cairan, dll) ke sinyal listrik (misalnya, tegangan atau arus) dapat dibaca oleh peralatan Station remote. output dapat berada dalam analog (kisaran terus menerus) atau digital (nilai diskrit). Beberapa output standar industri analog sensor ini adalah berkisar 0 sampai 5 volt, 0 sampai 10 volt, 4 sampai 20 mA dan 0 sampai 20 mA. Output tegangan digunakan ketika sensor dipasang di dekat pengendali (RTU dan PLC). output ini digunakan ketika sensor berada  jauh dari kontroler. output digital digunakan untuk membedakan status diskrit perangkat. biasanya,<1> berarti perangkat on dan  untuk <0> status perangkat OFF. Ini juga berarti <1> untuk Full atau <0> untuk Kosong.
            Aktuator digunakan untuk menghidupkan atau mematikan peralatan tertentu. demikian juga, input digital dan analog yang digunakan untuk kontrol. Misalnya, digital input dapat digunakan untuk menghidupkan dan mematikan modul pada peralatan. Sementara input analog yang digunakan untuk mengontrol kecepatan motor atau posisi valve motorized.
b.      Remote Station
            Field instrumen terhubung ke pabrik atau peralatan yang dipantau dan dikontrol yang dihubungkan ke Stasiun (emote untuk memungkinkan manipulasi proses pada lokasi yang  jauh. Hal ini juga digunakan untuk mengumpulkan data dari peralatan dan mentransfernya ke sistem SCADA pusat. Stasiun remote baik mungkin berupa RTU (Remote Terminal Unit) atau PLC (Programmable Logic Controller). Ini juga mungkin berupa sistem boar atau modular.
            RTU adalah sebuah komputer ruggedized dengan interfacing radio yang sangat baik. Hal ini digunakan dalam situasi di mana komunikasi yang lebih sulit. Salah satu kelemahan dari RTU adalah programmability yang kurang. Namun, RTUs modern sekarang menawarkan  programabilitas baik dibandingkan dengan PLC (Programmable Logic Controller) adalah sebuah komputer industri kecil biasanya ditemukan di pabrik-pabrik.    
            Kegunaan utama PLC adalah untuk menggantikan logika relay dari pabrik atau proses. Saat ini, PLC digunakan dalam sistem SCADA karena  programabilitas yang sangat baik. Sebelumnya PLC tidak memiliki port komunikasi serial untuk interfacing ke radio untuk mentransfer data. Saat ini, PLC memiliki komunikasi yang luas.
            Dalam waktu dekat kita melihat penggabungan dari RTU dan PLC. Micrologic menawarkan sebuah RTU murah untuk sistem SCADA dimana PLC dapat menjadi solusi lebih. Ini adalah RTU berbasis mikrokontroler dan dapat dihubungkan ke modem radio untuk transmisi data ke CMS. Stasiun remote biasanya tersedia dalam dua jenis, yaitu single board dan unit modular. Single board menyediakan sejumlah interface input/output (I/O) tetap. Hal ini lebih murah, tetapi tidak menawarkan kemudahan upgrade ke sistem yang lebih canggih. Jenis modular merupakan remote station yang dapat diperluas dan lebih mahal daripada single board. biasanya digunakan untuk menghubungkan modul. Setiap modul I/O atau komunikasi yang dibutuhkan untuk ekspansi di masa yang akan datang dapat dengan mudah di pasang.
c.       Communication Network.
Jaringan Komunikasi mengacu pada peralatan komunikasi yang diperlukan untuk mentransfer data ke dan dari lokasi yang berbeda. Media yang digunakan dapat berupa kabel, telepon atau radio. penggunaan kabel biasanya dilakukan di dalam pabrik. Hal ini tidak  praktis untuk sistem yang mencakup wilayah geografis yang luas karena biaya kabel tinggi, saluran dan tenaga kerja yang luas untuk menginstalnya.penggunaan saluran telepon (misalnya leased atau dial-up) merupakan solusi murah untuk sistem dengan cakupan yang besar. leased line digunakan untuk sistem on-line yang membutuhkan koneksi dengan stasiun terpencil. Ini mahal karena satu saluran telepon akan dibutuhkan per lokasi. Selain lease line lebih mahal daripada saluran telepon biasa. dial-up lines dapat digunakan pada sistem yang membutuhkan update secara berkala (misalnya, update per jam).
            Saluran telepon di sini biasa dapat digunakan. Host station dapat menghubungi nomor tertentu dari sebuah situs remote untuk mendapatkan pembacaan dan mengirim perintah. Situs remote biasanya tidak dapat diakses oleh saluran telepon. Penggunaan radio menawarkan solusi ekonomis. Modem radio digunakan untuk menghubungkan situs remote ke host. Sebuah operasi on-line juga dapat diterapkan pada sistem radio. untuk lokasi di mana link radio langsung tidak dapat dibuat, repeater radio digunakan untuk menghubungkan lokasi lokasi tersebut.

d.      Central Monitoring System (CMS).
            Central Monitoring System adalah unit master dari sistem SCADA. Hal ini  bertugas mengumpulkan informasi yang dikumpulkan oleh remote station dan menghasilkan tindakan yang diperlukan untuk setiap event terdeteksi. CMS dapat memiliki konfigurasi komputer atau dapat jaringan untuk Workstation untuk memungkinkan berbagi informasi dari sistem SCADA.
            Sebuah program Human Machine Interface (HMI) akan berjalan pada komputer CMS. Sebuah alur diagram dari seluruh plant atau proses dapat ditampilkan pada layar untuk identifikasi lebih mudah dengan sistem real. Setiap titik I/O dari unit remote dapat ditampilkan dengan representasi grafis yang sesuai dan pembacaan I/O. Pembacaan flow (aliran) dapat ditampilkan pada sebuah representasi grafis dari sebuah flowmeter. Satu  bendungan dapat ditampilkan dengan isi cairan yang sesuai tergantung pada tingkat tangki yang sebenarnya.          
            Set-up parameter seperti nilai-nilai perjalanan, batas, dll dimasukkan pada program ini dan download ke unit remote yang sesuai untuk memperbarui parameter operasi mereka. Program HMI juga dapat membuat window terpisah untuk alarm. window alarm dapat menampilkan nama alarm tag, deskripsi, nilai, nilai titik perjalanan, waktu, tanggal dan informasi terkait lainnya. Semua alarm akan disimpan pada file terpisah untuk diperiksa nanti.
            Sebuah tren poin yang dibutuhkan dapat diprogram pada sistem. Tren grafik dapat dilihat atau dicetak di lain waktu. generasi laporan manajemen juga dapat dijadwalkan untuk waktu tertentu dalam sehari, secara periodik, atas permintaan operator, atau saat alarm.
            Akses ke program ini hanya diperbolehkan untuk operator yang memenuhi syarat (hak). Setiap user diberikan password dan tingkat hak yang berbeda beda untuk mengakses daerah tertentu dari program ini, Semua tindakan yang diambil oleh para pengguna yang login pada file untuk dapat diperiksa nantinya.




2.5.1                    Perangkat Keras Sistem SCADA.
            Ada  banyak  bagian  dalam  sebuah  sistem  SCADA.  Sebuah  sistem  SCADA biasanya memiliki perangkat keras sinyal untuk memperoleh dan mengirimkan I/O, kontroler,  jaringan,   antarmuka  pengguna  dalam  bentuk   HMI  (Human   Machine Interface), piranti komunikasi dan beberapa perangkat lunak pendukung. Semua itu menjadi satu sistem, jadi istilah SCADA merujuk pada sistem pusat keseluruhan. Sistem sentral ini biasanya melakukan pemantauan data-data dari berbagai macam sensor di lapangan atau bahkan dari tempat-tempat yang lebih jauh lagi (remote locations). Gambar berikut merupakan bagian perangkat keras sistem SCADA.




            Sistem pemantauan dan kontrol industri biasanya terdiri dari sebuah host sentral atau master (biasa dinamakan sebagai master  station, master terminal unit atau MTU), salah satu atau lebih unit-unit pengumpul dan kontrol data lapangan (biasa dinamakan remote station, remoter terminal unit atau RTU) dan sekumpulan perangkat lunak standar maupun customized yang digunakan untuk memantau dan mengontrol elemen- elemen data di lapangan. Sebagian besar sistem SCADA banyak menggunakan komunikasi jarak jauh, walaupun demikian ada beberapa elemen menggunakan komunikasi jarak dekat.
Ada dua elemen dalam aplikasi SCADA, yaitu:
a. Proses, sistem, mesin yang akan dipantau dan dikontrol, bisa berupa power plant, sistem pengairan, jaringan komputer, sistem lampu trafik lalu-lintas atau plant apa saja.
b. Sebuah jaringan peralatan “cerdas” dengan interface ke sistem melalui sensor dan kontrol  output.  Jaringan  yang  merupakan  sistem  SCADA,  akan  mempermudah untuk melakukan pemantauan dan pengontrolan komponen-komponen sistem yang melalui sensor dan kontrol output tersebut.

2.5.2                    Perangkat Lunak Sistem SCADA.
      Sistem SCADA mengacu pada kerja PLC, dimana pada PC akan ditunjukkan dan ditampilkan simulasi dan tombol kontrol pada plant secara real-time dari sistem dengan bantuan perangkat lunak SCADA (dalam hal ini menggunakan program Vijeo Citect). Jadi PC akan memiliki fungsi untuk melakukan controlling dan monitoring plant. Perangkat  lunak  SCADA  didukung  oleh  fitur-fitur  untuk  menampilkan  proses  dari sistem dengan memanfaatkan data acquisition. Sedangkan untuk menghubungkan perangkat lunak SCADA dengan PC agar dapat dikontrol dan diamati oleh operator serta dengan PLC yang bekerja pada plant, maka dibutuhkan media komunikasi seperti jalur komunikasi serial pada PC (serial port PC) .
Pada perangkat lunak sistem SCADA biasanya mempunyai fitur-fitur kunci untuk mendukung kerja sistem SCADA tersebut yaitu:
a.    Human Machine Interface
Tampilan   yang   memudahkan   manusia   (operator)   untuk   memahami   atau mengendalikan mesin (sistem, plant) seperti ditunjukkan pada Gambar berikut :






b.    Graphic Displays
Tampilan  grafis,  bukan  hanya  angka,  untuk  mempermudah  pengamatan  seperti ditunjukkan pada Gambar berikut :







c.    Alarms
Alarm untuk memberi peringatan saat sistem dalam kondisi abnormal. Gambar berikut merupakan contoh alarms pada sistem SCADA.












d.    Trends
Trend ialah grafik garis  yang menggambarkan kondisi atau status suatu device. Gambar berikut merupakan contoh trends pada sistem SCADA.









e.    RTU / PLC Interface
Bagian  program  yang  menghubungkan  PLC  dengan  perangkat  lunak  SCADA. Gambar berikut merupakan RTU atau PLC pada sistem SCADA.







f.    Networking
Program ini dapat berjalan dalam suatu jaringan, baik pada LAN maupun internet. Gambar berikut merupakan contoh komunikasi serial pada sistem SCADA.





g.    Scalability / expandability
Program dapat diperluas tanpa mengganggu program lama yang sudah ada.
h.    Access to data
Program memiliki akses pada data tertentu yang diinginkan.
i.    Database
penyimpanan data ke dalam database.
j.    Fault tolerance and redundancy.
Progam memiliki toleransi tertentu terhadap kesalahan yang terjadi. Sistem scada juga harus bersifat redundant, dimana saat MTU utama down akan digantikan oleh MTU cadangan.
k.    Client/Server distributed processing
Pemrosesan data bersifat distributed, dimana server maupun client memiliki bagian pemrosesan tersendiri.




Fungsi Utama Sistem SCADA.
2.6.1        Akuisisi Data.
                pada kenyataannya, kita membutuhkan pemantauan yang jauh lebih banyak dan kompleks untuk pengukuran terhadap masukan dan beberapa sensor digunakan untuk pengukuran terhadap keluaran (tekanan, massa jenis, densitas dan lain sebagainya)
            Beberapa sensor bisa melakukan pengukuran kejadian secara sederhana yang bisa dideteksi menggunakan saklar ON/OFF, masukan seperti ini disebut sebagai masukan diskrit atau masukan digital. Misalnya untuk mengetahui apakah sebuah alat sudah  bekerja (ON) atau belum (OFF). beberapa sensor yang lain bisa melakukan pengukuran secara kompleks, dimana angka atau nilai tertentu itu sangat penting, masukan seperti ini disebut masukan analog, bisa digunakan untuk mendeteksi perubahan secara kontinu pada, misalnya, tegangan, arus, densitas cairan, suhu, dan lain sebagainya. untuk kebanyakan nilai-nilai analog, ada batasan tertentu yang didefinisikan sebelumnya, baik batas atas maupun batas  bawah. Misalnya, anda ingin mempertahankan suhu antara 30 dan 35 derajat celcius, jika suhu ada dibawah atau diatas batasan tersebut, maka akan memicu alarm (baik lampu dan/atau bunyi-nya).Terdapat empat alarm batas untuk sensor analog : Major under, Minor under, Minor over, dan Major over alarm
2.6.2        Komunikasi Data.
            pada awalnya, Scada melakukan komunikasi data melalui radio, modem atau jalur kabel serial khusus. Saat ini data-data Scada dapat disalurkan melalui  jaringan ethernet atau TCP/IP. Untuk alasan keamanan, jaringan komputer untuk SCADS adalah jaringan komputer local (LAN) tanpa harus mengekspos data-data penting di Internet. Komunikasi SCADA diatur melalui suatu  protokol, jika jaman dahulu digunakan protokol khusus yang sesuai dengan produsen SCADA-nya, sekarang sudah ada beberapa standar protokol yang ditetapkan, sehingga tidak perlu khawatir masalah ketidakcocokan komunikasi lagi. Karena kebanyakan sensor dan relai kontrol hanyalah peralatan listrik yang sederhana, alat- alat tersebut tidak bisa menghasilkan atau menerjemahkan protokol komunikasi. Dengan demikian dibutuhkan RTU yang menjembatani antara sensor dan jaringan SCADA. RTU mengubah masukan-masukan sensor keformat protokol yang  bersangkutan dan mengirimkan ke master SCADA, selain itu RTU juga menerima  perintah dalam format protocol dan memberikan sinyal listrik yang sesuai ke relai kontrol yang bersangkutan.

2.6.3        Penyajian Data.
            Sistem SCADA melakukan pelaporan status berbagai macam sensor (baik analog maupun digital) melalui sebuah komputer khusus yang sudah dibuatkan HMI-nya (Human Machine Interface) atau HCI-nya (Human Computer Interface). akses ke kontrol panel ini bisa dilakukan secara lokal maupun melalui website. bahkan saat ini sudah tersedia panel-panel kontrol yang TouchScreen.
2.6.4        Kontrol.
            Kita bisa melakukan penambahan kontrol ke dalam sistem SCADA melalui HMI-nya. Bisa dilakukan otomasi kontrol atau otomasi proses, tanpa melibatkan campur tangan manusia.

2.7 Jenis Jenis Scada.

Basic SCADA (Scada dasar).
      SCADA dasar ini umumnya hanya terdiri dari sebuah RTU/PLC saja yang digunakan untuk mengendalikan suatu plant dengan berbagai field device. Jumlah MTU yang digunakan juga hanya satu buah.
Contoh :
·         Car manufacturing robot 
·         Room temperature control 
·         Water Level Control 




                                                Gambar : Scada dasar




Integrated SCADA.
            Sistem ini terdiri dari beberapa PLC yang terhubung dengan beberapa Distributed Control System (DCS),  namun hanya menggunakan satu MTU. MTU ini dapat terhubung dengan komputer lain melalui LAN, WAN ataupun internet.
Contoh :
• Subway systems
• Security systems
• Water systems








                                                Gambar : Integrated Scada

Networked  SCADA.
     Sistem ini memiliki MTU banyak MTU yang saling terhubung. Terdapat 1  MTU pusat sebagai coordinator.
Contoh : Comunication system , Power System







                                                Gambar : Network SCADA
2.8  Kelebihan dan Kekurangan Sistem Scada.
Sebuah sistem scada memberikan kekuasaan untuk mengatur dan mengkonfigurasi system. Kita bisa menempatkan sensor dan kendali disetiap titik kritis didalam proses. Seiring dengan teknologi scada yang semakin baik , kita bisa menempatkan lebih banyak sensor di banyak tempat sehingga semakin banyak hal yang bisa dipantau, semakin detil operasi yang bisa dilihat, dan semuanya bekerja secara real time. Tidak peduli se-komplek apapun prosesnya, kita bisa melihat operasi proses dalam skala besar maupun kecil, dan setidaknya bisa melakukan penelusuran jika terjadi kesalahan dan sekaligus meningkatkan efisiensi.
Sistem SCADA memiliki banyak nilai lebih diantaranya :
  1. Pengawasan ( supervisory) plant dapat dilakukan secara langsung (real time ) melalui tampilan monitor.
  2. Kecepatan dan kemudahan memperoleh informasi berkaitan dengan kondisi/status sistem yang dipantau.
  3. Mengontrol proses-proses yang lebih besar dan kompleks dengan lebih mudah (tidak memerlukan banyak operator).
  4. Dapat mengontrol plant secara real time dari jarak jauh.
  5. Dapat mendeteksi dan memperbaiki kesalahan/kerusakan sistem secara cepat.
Adapun kekurangan sistem scada diantaranya :
  1. Kecanggihan sistem membuat manusia menjadi lemah dalam hal pengawasanA.
  2. Banyak pekerja yang tidak bisa mengimbangi kinerja sistem scada seandainya sistem scada itu rusak/eror 
  3. Sistem scada bisa rusak karena faktor teknis maupun non teknis seperti  bencana alam.





BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Scada merupakan sistem praktis yang dapat digunakan di suatu industri.
sapat memudahkan suatu proses pengontrolan dan dapat menganalisa sistem.
dapat dihubungkan ke PLC , PLC dapat digunakan sebagai RTU