Sunday, May 22, 2016

Sistem Pentanahan (Rumus)




2.2 Sistem Pentanahan

Salah  satu  faktor  kunci  dalam  setiap  pengamanan  atau  perlindungan rangkaian listrik, baik keamanan bagi peralatan maupun keamanan bagi manusia. adalah   dengan   cara   menghubungkan   bagian   dari   peralatan   dengan   sistem pentanahan. Pentanahan adalah penghubung suatu titik rangkaian listrik atau suatu penghantar  yang  bukan  bagian  dari  rangkaian  listrik  dengan  bumi  menurut  cara tertentu. Agar  sistem  pentanahan  dapat  bekerja  secara  efektif,  harus  memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut1 :

1.   Membuat  jalur  impedansi  yang  rendah  ke  tanah  untuk  pengamanan personil dan peralatan, menggunakan rangkaian yang efektif.
2.   Menggunakan   elektroda   pentanahan   yang   tahan   korosi   terhadap berbagai macam kondisi kimiawi tanah, untuk meyakinkan kontinuitas penampilannya sepanjang umur peralatan yang dilindungi.
3.   Dapat melawan dan menyebarkan gangguan berulang dan arus akibat surja hubung (surge current).
4.   Menggunakan   sistem   mekanik   yang   kuat   namun   mudah   dalam pelayanan.


2.2.1 Fungsi Pentanahan

Fungsi  pentanahan  adalah  untuk  mengalirkan  arus  gangguan  ke  dalam tanah melalui suatu elektroda pentanahan yang ditanam dalam tanah bila terjadi gangguan.  Di  samping  itu,  berfungsi  sebagai  pengaman  baik  bagi  manusia maupun   peralatan   dari   bahaya   listrik.   Arus   gangguan   yang   mengalir   pada elektroda  pentanahan  akan  mengakibatkan  perbedaan  tegangan  antara  elektroda pada  suatu  titik  dengan  titik  yang  lain  dipermukaan  tanah.  Bila  perbedaan maksimum sepanjang permukaan tanah ternyata masih begitu besar, maka kondisi
ini  sangat  tidak  menguntungkan  karena  akan  membahayakan  personil/manusia yang sedang bekerja maupun peralatan yang sedang digunakan. Untuk mengurangi  pengaruh  tersebut,  maka  haruslah  dapat  direncanakan  suatu  sistem
pentanahan dengan harga tahanan pentanahan yang sekecil mungkin.


2.2.2 Tujuan Pentanahan2
Tujuan  pertama  dari  pentanahan,  yaitu  untuk  mengatasi  tegangan  antara bagian-bagian  peralatan  yang  tidak  dilalui  arus  antara  bagian-bagian  ini  dengan tanah  sampai  pada  suatu  harga  yang  aman  (tidak  membahayakan)  untuk  semua kondisi operasi normal atau tidak normal. Untuk mencapai tujuan ini, suatu sistem pentanahan  yang  baik  sangat  dibutuhkan.  Gunanya  adalah  untuk  memperoleh potensial yang merata (Uniform) dalam semua bagian peralatan dan juga menjaga agar manusia yang berada di daerah tersebut mempunyai potensial yang berada di daerah tersebut mempunyai potensial yang sama dan tidak berbahaya pada setiap waktu.

Dengan tercapainya potensial yang hampir merata pada semua titik dalam sistem  pentanahan  ini,  kemungkinan  timbulnya  perbedaan  potensial  yang  besar pada jarak yang dapat dicapai oleh manusia saat terjadi hubung singkat ke tanah menjadi sangat kecil.
Sedangkan  tujuan  kedua  dari  pentanahan  ini  adalah  untuk  memperoleh impedansi  yang  kecil  (rendah).  Kecelakaan  pad  personil/manusia  dapat  timbul pada saat terjadi hubung singkat ke tanah. Jadi, bila arus hubung singkat ke tanah
itu  dipaksakan  mengalir  melalui  impedansi  yang  tinggi,  ini  akan  menimbulkan perbedaan potensial yang besar dan berbahaya.
Secara umum tujuan pentanahan ini dapat diformulisakan sebagai berikut:

1.   Mencegah  terjadinya  tegangan  kejut  listrik  yang  berbahaya  untuk orang dalam daerah itu.
2.   Untuk memungkinkan timbulnya arus tertentu baik besarnya maupun lamanya dalam keadaan gangguan tanah tanpa menimbulkan kebakaran atau ledakan pada bangunan dan isinya.
3.   Untuk memperbaiki penampilan (performance) dari sistem.


2.3 Jenis-Jenis Pentanahan

Secara garis besar sistem pentanahan dapat dibedakan menjadi tiga bagian

yaitu :



1.   Pentanahan Sistem

2.   Pentanahan Peralatan

3.   Pentanahan Penangkal Petir

2.3.1 Pentanahan Sistem

Pentanahan  sistem  adalah  pentanahan  dari  titik  yang  merupakan  bagian dari  jaringan  listrik,  misalnya  titik  netral  generator,  transformator,  titik  pada hantaran tengah dan hantaran netral. Suatu gangguan bumi (Ground Fault) pada salah  satu  bagian  dari  suatu  sistem harus dapat dilokalisir dan dapat diamankan tanpa mematikan atau mengganggu keseluruhan sistem, sehingga keandalan dan kontinuitas pelayanan dapat dijamin. Dengan dipasangnya sistem pentanahan ini, maka  dapat  diharapkan  gangguan  yang  terjadi  dapat  dibatasi  pada  kelompok sistem yang bersangkutan saja.
Dewasa ini kita mengenal beberapa macam pentanahan sistem, antara lain:

1.   Pentanahan langsung atau tanpa impedansi (solid grounding).

2.   Pentanahan melalui tahanan (resistance grounding).

3.   Pentanahan reactor (reactor grounding).

4.   Pentanahan efektif (effective grounding).

5.   Pentanahan dengan kumpuran Petersen.

a. Pentanahan Langsung Atau Tanpa Impedansi (Solid Grounding)3

Dalam  sistem  ini  titik  netral  dihubungkan  lagsung  pada  elektroda  yang mempunyai kontak baik dengan tanah. Jika terjadi suatu gangguan ke tanah akan selalu mengakibatkan terganggunya saluran, maka gangguan tersebut harus dapat dilokalisir dengan membuka pemutus daya.
Tujuan pentanahan titik netral secara langsung, yang paling utama adalah

untuk  membatasi  kenaikan  tegangan  dari  fasa-fasa  yang  terganggu  mendekati
harga normal. Tujuan lain dari sistem ini adalah untuk mengurangi sebagian atau

seluruh arus kapasitif ke tanah saat terjadi hubung singkat ke tanah.

b. Pentanahan Melalui Tahanan (Resistance Grounding)4

Jika  diperlukan  pembatasan  arus  hubung  singkat  ke  tanah,  maka  tipe pentanahan  melalui  tahanan  sangat  baik  dipakai.  Dalam  metode  ini  tahanan dipasang  diantara  titik  netral  dan  tanah.  Jika  tahanan  pentanahan  rendah,  maka arus  hubung  singkat  menjadi  kecil  dan  kondisi  sistem  mendekati  pentanahan langsung.  Pada  keadaan  lain  jika  harga  pentanahan  terlalu  tinggi,  maka  kondisi sistem  mendekati  sistem  yang  tidak  diketanahkan  dengan  resiko  terjadinya  arus hubung singkat ke tanah sangat besar pula.
Pada prakteknya, tahanan pentanahan bekerja pada harga agak rendah dan mempunyai nilai ohm sedemikian rupa sehingga bila terjadi hubung singkat satu fasa  ke  tanah  dari  sistem  pada  sumber  tenaga,  maka  arus  yang  timbul  sama dengan  arus  beban  penuh  pada  generator  atau  transformator  yang  terbesar  dan mengalir pada hubungan tanah.
c. Pentanahan Reactor (Reactor Grounding)4

Pentanahan  reaktor  digunakan  bilamana  transformator  daya  tidak  cukup membatasi   arus   gangguan   tanah.   Reactor   ini   digunakan   untuk   memenuhi persyaratan  dari  sistem  yang  diketanahkan  dengan  reactor  di  mana  besar  arus gangguan di atas 25% dari arus gangguan 3 fasa (X0  / X1≤10).
Dilihat  dari  besarnya  perbandingan  X0   dan  X1,  sistem  pentanahan  ini

terletak antara pentanahan efektif dan sistem yang ditanahkan dengan kumparan

Petersen.

d. Pentanahan Efektif (Effective Grounding)4
Pentanahan   efektif   adalah   pentanahan   di   mana   perbandingan   antara reaktansi urutan nol dan reaktansi urutan positif lebih kecil atau sama dengan tiga. Perbandingan tahanan urutan nol dan reaktansi urutan positif lebih kecil atau sama dengan satu, untuk tiap titik pada sistem tersebut.

e. Pentanahan dengan kumpuran Petersen5

Pentanahan dengan kumparan Petersen adalah pentanahan yang menghubungkan titik netral tranformator daya dengan suatu tahanan yang nilainya dapat berubah-ubah.


2.3.2 Pentanahan Peralatan

Dalam  keadaan  normal  bagian-bagian  peralatan  listrik  yang  terbuat  dari bahan  konduktor  atau  sejenis  logam  penghantar  adalah  merupakan  salah  satu media penghantar listrik yang baik. Jadi, apabila terjadi gangguan hubung singkat atau kegagalan isolasi terhadap bagian badan atau kerangka peralatan listrik, maka antara  bagian  badan  peralatan  tersebut  dengan  bumi  akan  terdapat  perbedaan potensial  atau  tegangan.  Perbedaan  ini  sangat  membahayakan  baik  terhadap peralatan   itu   sendiri   atau   terhadap   manusia   khususnya   tenaga   kerja   yang menangani  peralatan  tersebut.  Untuk  mengatasi  permasalahan  tersebut  perlu diupayakan menyamakan tegangan peralatan dengan bumi dengan jalan menghubungkan bagian-bagian kerangka peralatan dengan sistem pentanahan.
Sistem  pentanahan  ini  berguna  untuk  memperoleh  potensial  yang  sama antara peralatan dan bumi serta memperoleh impedansi yang rendah sebagai jalan mengalirnya arus hubung singkat ke tanah dengan cepat.
Pentanahan peralatan umumnya menggunakan dua macam sistem pentanahan yaitu:
1.   Pentanahan rod

2.   Pentanahan grid


a. Pentanahan Rod6

Pentanahan  rod  adalah  sistem  pentanahan  yang  menanamkan  elektroda pentanahan  tegak  lurus  dipermukaan  tanah.  Fungsinya  hanya  untuk  mengurangi atau  memperkecil  tahanan  pentanahan.  Untuk  memperkecil  tahanan  pentanahan, maka  jumlah  penanaman  batang  elektroda  pentanahan  dapat  diperbanyak.  Bila terjadi  arus  gangguan  ke  tanah,  maka  arus  gangguan  ini  akan  mengakibatkan naiknya gradien dipermukaan tanah. Besarnya tegangan maksimum yang timbul sebanding dengan tahanan pentanahan.
Bila  dilakukan  penanaman  paralel  elektroda  yang  lebih  banyak,  maka tahanan pentanahan akan lebih kecil dan distribusi tegangan akan rata. Penanaman batang  elektroda  tegak  lurus  dipermukaan  tanah  dapat  berbentuk  bujur  sangkar atau  empat  persegi  panjang,  dengan  jarak  antara  elektroda  pentanahan  sama. Sedangkan  konduktor  penghubung  antara  batang-batang  elektroda  pentanahan terletak di atas permukaan tanah sehingga tidak diperhitungkan tahanannya, untuk batang-batang  elektroda  yang  ditanam  tegak  lurus  dipermukaan  tanah  pada  luas tertentu dan ujung atasnya bergerak tertentu dipermukaan tanah.
Bila  jarak  antara  konduktor  makin  pendek  dan  jumlah  konduktor  yang ditanam  makin  banyak,  maka  akan  semakin  kecil  konduktivitas  dari  masing- masing konduktor.
b. Pentanahan Grid6

Pentanahan  grid  adalah  sistem  pentanahan  dengan  menanamkan  batang- batang  elektroda  sejajar  dipermukaan  tanah.  Batang-batang  ini  terhubung  satu sama lain, ini bertujuan untuk meratakan tegangan yang mungkin timbul. Dengan cara  ini  bila  jumlah  elektroda  yang  ditanam  banyak  sekali,  maka  bentuknya mendekati  bentuk  plat  dan  ini  merupakan  bentuk  maksimum  atau  bentuk  yang mempunyai harga tahanan yang paling kecil untuk daerah tertentu. Tetapi bentuk
ini mahal, karena itu perlu dicari bentuk yang sederhana dan murah tetapi tetap

mempunyai harga tahanan yang memenuhi persyaratan.


Dengan banyaknya konduktor yang ditanam akan tidak sebanding dengan

harga   tahanannya,   karena   fungsi   konduktor   itu   sendiri   sebenarnya   untuk menyalurkan  arus  kesalahan  ke  dalam  tanah.  Bila  konduktor  saling  berdekatan, maka volume tanah tidak bisa menerima arus dari konduktor-konduktor tersebut. Dengan kata lain volume tanah terbatas kemampuannya untuk menerima arus.
Pada pentanahan grid, umumnya elektroda-elektroda ditanam sejajar satu dengan yang lainnya pada kedalaman beberapa puluh centimeter di dalam tanah. Untuk  lebih  memperkecil  harga  tahanan  pentanahannya  harus  diperluas  daerah pentanahannya  karena  cara  ini  lebih  mudah  bila  dibandingkan  dengan  cara memperdalam konduktor.


2.3.3 Pentanahan Penangkal Petir

Untuk menghindari timbulnya kecelakaan atau kerugian akibat sambaran petir, maka diadakan usaha pemasangan instalasi penangkal petir pada bangunan- bangunan.  Akibat  sambaran  petir  ini  akan  mengakibatkan  kerusakan  langsung pada objek yang tersambar. Dengan adanya instalasi penanangkal petir ini, maka diharapkan  sambaran  petir  dapat  dikendalikan  melalui  instalasi  penangkal  petir yang diteruskan ke bumi.
Bahaya yang dapat ditimbulkan dari penyaluran arus petir ke bumi adalah flash  over  pada  saluran  hantaran  penurunan  serta  gradien  tegangan  disekitar elektroda bumi.


2.4 Komponen Pentanahan

Komponen  sistem  pentanahan  secara  garis  besar  terdiri  dari  dua  bagian

yaitu:

1.   Hantaran penghubung

2.   Elektroda pentanahan

2.4.1 Hantaran Penghubung

Hantaran penghubung adalah suatu saluran penghantar (Conductor) yang menghubungkan  titik  kontak  pada  badan  atau  kerangka  peralatan  listrik  dengan elektroda  bumi.  Fungsi  hantaran  penghubung  adalah  untuk  menyalurkan  arus


gangguan ke elektroda pada sistem pentanahan. Penghantar yang digunakan dapat

berupa  penghantar  yang  berisolasi  atau  kabel  dan  juga  penghantar  yang  tidak seperti  BC  (Bace  Conductor),  ACSR  (Aluminium  Conductor  Steel  Reinforced). Bahan yang digunakan kebanyakan terbuat dari aluminium dan tembaga. Dalam hal  ini  pentanahan  untuk  peralatan  sering  digunakan  penghantar  dengan  bahan tembaga atau BC.
Antara  hantaran  penghubung  dan  elektroda  pentanahan  harus  dipasang sambungan yang dapat dilepas untuk keperluan pengujian resistansi pembumian sehingga penempatan sambungan tersebut harus pada tempat yang mudah dicapai. Sambungan hantaran penghubung ini dengan elektroda harus kuat secara mekanis dan  menjamin  hubungan  listrik  dengan  baik,  misalnya  dengan  menggunakan penyambungan  las,  klem  atau  baut  kunci  yang  mudah  dilepas.  Klem  pada elektroda harus menggunakan baut dengan diameter minimal 10 mm.
Selain faktor di atas yang perlu diperhatikan juga adalah sambungan antar hantaran penghubung dan elektroda pentanahan tersebut juga harus dilindungi dari korosi sehingga daya tahan untuk sistem pentanahannya bisa lama dan terjamin.


2.4.2 Elektroda Pentanahan

Yang  dimaksud  dengan  elektroda  pentanahan  adalah  penghantar  yang ditanam  dalam  bumi  dan  membuat  kontak  langsung  dengan  bumi.  Elektroda pentanahan tertanam sedemikian rupa dalam tanah  berupa  elektroda  pita  logam, batang konduktor, pipa air minum dari tulang besi beton pada tiang pancang.
Untuk  mendapatkan  harga  tahanan  pentanahan  yang  serendah  mungkin harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain:
1.   Resistansi elektroda pentanahan harus lebih kecil daripada harga yang direkomendasikan.
2.   Elektroda  pentanahan  harus  mampu  dialiri  oleh  arus  hubung  singkat yang terbesar.
3.   Elektroda pentanahan harus mempunyai sifat kimia yang baik sehingga tidak mudah mengalami korosi.
4.   Elektroda pentanahan harus mempunyai sifat mekanis yang baik

Pada umumnya elektroda-elektroda pentanahan ditanam sejajar satu sama

lainnya untuk kedalaman beberapa centimeter (cm) di dalam tanah. Untuk itu ada beberapa macam elektroda pentanahan yang biasa dipakai antara lain:
1.   Elektroda batang

2.   Elektroda pita

3.   Elektroda plat

4.   Elektroda pentanahan jenis lain dalam hal ini adalah jaringan pipa air minum
a. Elektroda Batang7

Elektroda batang adalah elektroda dari batag besi, baja profil atau batang logam  lainnya  yang  dipancangkan  di  dalam  tanah.  Biasanya  digunakan  dari bahan-bahan   tembaga,   bahan   tahan   karat   (stainless   steel)   atau   baja   yang digalvanis (galvanized steel). Perlu  diperhatikan  pula  dalam  pemilihan  bahan  agar  dihindarkan  dari pemakaian kopeling galvanis (galvanic couple) karena dapat menyebabkan korosi.
Pemasangan elektroda batang dimasukkan tegak lurus ke dalam tanah dan panjangnya disesuaikan dengan resistansi pembumian. Resistansi pembumiannya sebagian  besar  tergantung  pada  panjangnya  dan  sedikit  bergantung  pada  ukuran penampangnya. Jika beberapa elektroda diperlukan untuk memperoleh resistansi pembumian yang rendah, jarak antara elektroda tersebut minimum harus dua kali panjang elektrodanya. Untuk menghitung tahanan pentanahan satu batang elektroda, rumus yangdigunakan adalah :


Ket : R = resistansi pentanahan satu batang elektroda pentanahan (ohm)

a  = jari-jari elektroda batang (cm)

7  Ir. T.S. Hutauruk, M. E. E. 1991. Pengetanahan Netral Sistem Tenaga Dan Pengetanahan
Peralatan. Erlangga : Jakarta


L = panjang pasang (cm)

ρ = tahanan jenis tanah (ohm cm)


Untuk menghitung tahanan pentanahan di mana elektroda pentanahannya dipasang paralel digunakan rumus sebagai berikut:
1.   Dua batang elektroda pentanahan yang dipasang paralel

.......................................... (2.8)


Di mana,
                 .................................................. (2.9)

d adalah jarak antara batang elektroda yang dipasang paralel.



2.   Tiga batang elektroda pentanahan yang dipasang paralel

Tahanan 3 pasak paralel = 1+ 2 x 9 ......................................... (2.10)
Tahanan pasak tunggal 3

3.   Batang paralel jamak yang tersusun dalam segi  emepat kosong atau

segi empat terisi. Apabila jumlah pasak n, maka:

Tahanan n pasak paralel = 1+ kx 9.......................................... (2.11)
Tahanan pasak tunggal n